Selasa, 04 Desember 2012

Gara-gara Badmood

Pada akhirnya malam ini aku memutuskan untuk menulis. Padahal jam dinding dikamarku telah menunjukkan angka 21.35. Padahal mood ku sedang tidak bagus. Dan padahal sudah jelas2 terlihat tulisan di whiteboard bahwa besok ujian kimia anorganik dan aku bahkan belum belajar (lebih tepatnya tidak ada yang paham).

Mungkin ini karena adalah dampak dari Pre-Menstruasi-Syndrom.



Bismillah, setelah menulis ini semoga saja perasaanku membaik, mood ku cepat berubah. Dan senyum di wajahku tak lagi senyum memaksakan diri .. Bismillah.

Sore itu (lebih tepatnya malam) aku sampai di kos. Seharian di kampus menjalani rutinitas yang itu-itu saja membuatku merasa jenuh juga. Kuliah, praktikum, dan rapat. Lagi-lagi itu.

Setelah sampai kos bisa ditebak aku pulang dalam kondisi mood yang tidak baik. Dan saat-saat seperti itulah aku butuh ketenangan. Setelah membuka pintu gerbang dan berjalan memasuki kamar. Mood ku berubah seketika. Dari tidak baik menjadi sangat tidak baik. Atau dari bad mood menjadi super bad mood atau apalah istilahnya (aku tidak begitu mengerti).

Karena bukan ketenangan yang aku dapat. Saat itu hanya ada suara sanyo yang sedang menyala. Dan bahkan hal yang sepele seperti itulah yang membuatku menjadi naik darah seketika (sangat disayangkan memang).

Saat itu aku langsung keluar dari karku, menuju ruang Tv dan segera menemui orang-orang yang sepertinya aku tuduh sebagai tersangka dalam kasus “menyalakan sanyo namun selalu mengabaikan dalam mematikan”.

Aku menyemprot bergitu saja. Padahal posisi mereka saat itu hendak pergi.
“Mba, itu loh sanyonya di maatiin.. Brisik mba..” teriakku lantang.
Aku lupa saat itu aku sendirian. Aku lupa saat itu aku berbicara dengan para sesepuh kos. Dan aku lupa akulah yang paling junior diantara mereka. Saat-saat itulah aku menyadari bahwa aku berada dalam posisi yang salah. Seperti seekor kucing yang berani-beraninya menantang harimau dengan bermodalkan nekad.

Dan ketika mereka dengan mudahnya menjawab “Yo ben, Nanti kalo kehabisan air kayak kemaren gimana. Orang kamu juga pake air itu juga kan?” aku langsung kikuk.
Saat-saat seperti itulah, aku menyadari aku benar-benar dalam posisi yang salah, menghadapi tatapan2 mereka yang berbeda dari biasanya. Namun akulah yang memulai, tak mungkin kan aku langsung berkata iya (malu). Spontan, tiba-tiba saja aku mengatakannya,

“Mba kan mba sendiri yang bilang kalo nyalain sanyo malem2 itu listriknya mahal, gimana si mba?” masih dengan suara yang keras.
“Emang, tapi kalo kehabisan air apa kamu mau nanggung?” Aku terpojok.
Mereka semua seolah-olah mengatakan bahwa tak seharsusnya aku marah-marah. Ato mungkin muncul kalimat-kalimat yang tak biasa di benak mereka.

Haduh anak baru banyak tingkahnya.
Ih, ni anak ga jelass, atau
Teruss gue harus bilang woow sambil koprol gitu????


Whuaaaa, saat2 itulah aku segera menuju kamarku.. Dan mendapati tatapan kaget dari teman kosku yang lain. Atas tindakanku yang menurut mereka benar2 tak terduga, tak seperti biasanya.

“Yul, berani banget kamu, kaget aku.” Ucap salah seorang mba kosku.
“Ga tau mba, hawanya sensi terusss aku.”
“Tapi lho yul.”
“Apa mba?”
“yang nyalain sanyo itu aku….” Samar-samar terdengar ditelingaku.. Dan otakku seolah-olah mengatakan “ah aku mungin salah dengar.” Namun kenyataanya lain.. apa yang aku pikirkan bukanlah apa yang sedang terjadi… karena kenyataan belum tentu sama dengan apa yang diharapkan.

Jleb, saat itulah jantungku terasa seperti mau copot. Seolah tak ingin merasa bersalah. Aku lantas mengatakan kalimat yang lebih tepatnya keluhan.
“Mba sebel aku, masa nyalain sanyo berjam-jam, huh.” Aku mengoceh tak saja.
Aku menyadari betul hal-hal yang tak bisa kubayangkan akan terjadi.. Apa yang akan terjadi esok, apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mereka orang yang kuduga sebagai “tersangka” ternyata hanyalah “Korban yang pernah menjadi tersangka.”
Malu. Aku sangat malu, dan harus siap jika mereka akan membicarakan keanehan sikapku atau bahkan membenciku??? whuaaaaaa,, jangannn >,< Maafin akuuuu mbaaaaaaa


“Yuli, jaga amarah ya ^_^



Surakarta, 3 Desember 2012

0 komentar:

Posting Komentar