Minggu, 08 April 2012
Sedikit Cerita
Hujan masih mengguyur di kota budaya sore ini. Sesekali aku perhatikan setetes demi setetes air yang jatuh dari jendela kamar kostku. Pikiranku menerawang jauh. Sudah bisa ditebak, aku mulai melamunkan sesuatu.
Aku lantas mengambil laptop dan mulai mengetik. “Aku harus mengetiknya, agar aku ingat aku pernah memikirkan ini sebelumnya.” Ucapku dalam hati. Sedikit konyol memang, tapi ini caraku :P
Kostku masih sangat sepi, hanya tersisa aku dan seorang kakak tingkatku yang bertahan. Ketiga yang lainnya tengah asyik berkumpul dengan sanak family mereka atau bahkan mungkin tengah dalam perjalanan pulang menuju kota ini karena esok adalah hari Senin.
Akupun mulai memikirkan lagi kata yang akan aku tulis, ini mungkin karena kabar yang aku dapat tadi pagi. Sebuah kabar dari seorang teman lewat pesan pendek.
Mengingatnya aku mulai ragu, aku tak pernah belajar. Aku terlalu sering menghabiskan waktuku untuk mengerjakan laporan dan tugas-tugas kuliah. Meski seringkali aku merasa jenuh dan bosan dengan apa yang aku kerjakan ini.
Namun sepertinya aku telah melupakan satu hal, sesuatu yang selama ini terus menerus aku tekuni. Berlembar-lembar kertas inilah yang menjadi saksi betapa aku berusaha untuk enjoy kuliah di jurusan pilihan orangtuaku.
Aku jadi teringat dengan beberapa teman mengatakan padaku bahwa aku lagi “kesambet” setan rajin. Ketika aku bertanya kenapa mereka hanya mengatakan padaku melalui laporan laporan yang aku kerjakan. Mereka berkata aku tidak seperti dulu yang mengerjakan laporan santai dan terkadang telat, hehe. Entahlah kenapa aku melakukannya, mungkin karena aku ingin serius kuliah ^^
Berkaca pada hal inilah yang lantas membuatku ingin menyusun rencana-rencana baru. Aku lalu merangkumnya dalam sebuah buku kecil. Meski keinginan yang lalu masih ada, namun aku tak ingin apa yang aku lakukan selama ini sia-sia karena sekarang timbul sebuah keinginan lain yang lebih besar.
Sekarang yang bisa aku lakukan adalah melakukan semuanya dengan sebagaimana mestinya, ini bukan berarti aku mengikuti arus. Aku hanya tengah menikmati arus yang dan berharap aku bisa mengendalikan kemana arus itu akan mengalir. Melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.
Doaku : Allah ini untuk mereka, Semoga aku bisa melakukannya, mewujudkannnya :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar