Hari
ini aku melihat temanku galau lagi. Setiap hari dalam beberapa hari terakhir
ini cerita itu yang selalu aku dengar. Berulang kali. Hingga akupun mulai hafal
dengan sendirinya. Begitu menyedihkankah putus itu? Hubungan percintaan yang
hanya berjalan selama beberapa bulan ternyata mampu membuat seseorang menjadi
linglung dan suka melamun.
Cinta.
Itulah dampak dari
mencintai. Yang kita cintai belum tentu mencintai kita, begitu juga sebaliknya.
Tiba-tiba
aku jadi teringat beberapa minggu yang lalu saat aku berkumpul bersama teman.
Saat itu kami bermain games, siapa yang kalah dia berkewajiban untuk menjawab
pertanyaan dengan jujur. Saat itu aku kalah sehingga aku harus menjawab
pertanyaan dari temanku. Salah satu teman bertanya “Yuli, kapan kamu mau
pacaran?” Deg, ditanya seperti itu aku benar-benar bingung harus menjawab apa,
hingga aku hanya bisa menjawab “Hehe, ngga tau” Ya, hanya itu yang bisa aku
katakan.
Sepulang
dari warung makan aku memikirkan kembali pertanyaan temanku itu. Pacaran?
Hmmmm. Emang dosa ya kalo aku belum pernah pacaran? Huhu, kok kayaknya
dipandang lain dan menjadi keharusan buat seseorang “pacaran”
Dan, oyaa belum pernah pacaran bukan berarti belum pernah
jatuh cinta kan? Alhamdulillah aku pernah, namun aku hanya berani menyimpannya.
Dalam diamku. Apa aku salah?
Setiap kali hati
mengatakan tertarik dengan nya aku selalu mencoba memendamnya. Menuliskan
namanya dalam setiap coretanku atau sekedar berangan-angan jika hati ini
benar-benar berlabuh bersamanya. Dan ternyata sudah 19 tahun. Sudah selama itu
aku jomblo, aku bisa kan? Dan ternyata aku masih bisa hidup lho masih bisa
ketawa-ketawa juga.
Meski
terkadang aku pernah merasa tersiksa. Di saat orang lain bisa dengan mudah
menyampaikan isi hatinya kepada sosok yang ia sukai aku hanya bisa diam
menyimpannya erat-erat agar ia tak mengetahuinya.
Kerena
aku selalu ingat dengan perkataan seorang teman :
“Jadilah
baik maka kamu akan mendapatkan yang baik”
Aku
memang bukan orang baik maka dari itulah aku belajar agar kelak aku bisa
mendapatkan seseorang yang baik. Aamin.
Aku belajar untuk berusaha menjaga hatiku
untuknya, siapapun itu. Aku percaya
ketika aku bisa menjaga hatiku maka ia juga akan menjaga hatinya untukku. Karena
suatu hari nanti, siapapun itu, hati ini pasti akan berlabuh,
“Jangan
menjadi bunga yang mekar di musim yang salah”
0 komentar:
Posting Komentar