Berkesan buat adekku karena pada hari itu bertepatan dengan pembagian jurusan di SMA. Berbeda dengan aku, meski hari itu aku sudah tidak mernerima rapor lagi (baca : Tamat SMA) namun aku merasa hari itu bermakna.
Malam hari sebelum hari pembagian rapor, dia mengatakan padaku bahwa tak ada sedikitpun rasa gelisah di hatinya tidak seperti pembagian rapor biasanya. Saat kutanya Mengapa? Aku hanya mendapati jawaban senyum di bibirnya. Aku memandang wajahnya dengan tatapan penuh tanya, disaat teman-teman sebayanya menginginkan masuk jurusan IPA, justru berbeda dengannya. Dengan percaya diri dia mengacungkan tangannya sendirian diantara 32 siswa di kelas, saat guru BK bertanya kepada murid-murid di kelas: “Anak-anak siapa yang ingin masuk jurusan IPS?” Itu adalah cerita darinya yang aku dan ibuku dengar malam itu.
Aku tertegun mendengar apa yang disampaikannya, sesekali kuperhatikan raut wajahnya, aku seperti melihat kata “sukses” tertulis di dahinya.
Rupanya benar, kesokan harinya, saat Pembagian Rapor itu tiba, keyakinannya malam itu tertulis indah di buku bersampul hijau tua itu. Sesekali aku coba mengamati wajahnya, tak ada rasa penyesalan sedikitpun. Aku menatap bangga ke arahnya, dia hanya membalasku dengan seukir senyum.
Dia bukan orang yang mengikuti arus, juga bukan orang yang mengikuti tren, tampil beda namun dengan keyakinan yang sama dengan orang kebanyakan. Aku harap aku juga bisa seperti itu, di saat kebanyakan orang bercita-cita menjadi dokter, polisi, atau bahkan politisi, aku ingin aku tak mengikuti mereka. Aku ingin memilih apa yang aku suka, bukan apa yang harus aku sukai (semoga). Toh cita-citaku ingin menjadi orang sukses. Dokter, polisi, politisi adalah media menuju kesuksesan, Namun media sukses bukan hanya itu, masih banyak profesi yang bisa mengantarkanku pada kesuksesan. Sekarang yang terpenting adalah berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Bismillah,Allah, berilah hamba kemudahan dalam menggapai ridhoMu ;)
0 komentar:
Posting Komentar